
Toriaezu Ima wa adalah lagu milik grup band Jepang Galileo Galilei, lagu ini dirilis secara digital pada 6 April 2025, disediakan untuk pameran manga “Ao no Hako” yang ditutup pada 6 April. Lagu ini menggambarkan masa remaja yang hidup dalam momen-momen yang lembut dan sesaat, serta hubungan antar manusia yang menyakitkan tapi penuh kerinduan.
Sampul lagu ini digambar langsung oleh Koji Miura, sang kreator manga “Ao no Hako”, yang juga merupakan penggemar berat Galileo Galilei.
Dalam video musiknya (MV), ditampilkan sepasang laki-laki dan perempuan yang terlihat seperti mewujudkan ilustrasi sampul ke dalam dunia nyata. Proses kedekatan hati antara keduanya digambarkan dengan nuansa yang segar dan lembut. Selain itu, ditampilkan pula barang-barang handmade dari “#GG手芸部” (GG Shugeibu), yaitu komunitas penggemar Galileo Galilei yang membuat kerajinan tangan.
Official MV
Romaji Lyrics
Nee futtenai no ni kanjiru ame doshaburi no naka de totsuzenJibun ga jibun janai mitai da karatto shita haru no hizashi no
Shita ni iru bokura ga mieteiru sore na no ni
Sawaranai kimi no te ni
Misanga no morosa dake shitte shimau
Demo itami to tomo ni yasashiku
Hoo wo naderu kimi no koe ga tashika ni subete wo ikashiteiru
Toriaezu ima wa
Aa sattenai no ni soko ni wa inai ao no kaibutsu oboroge
Nemutteru toki koso omoun da nurete hikaru kimi no maegami de
Kakureta hitomi ni wa mieteita sono saki ni
Sawaranai ii kimi no te de
Wakaranai koto ga utsukushikute mo
Hora itami to tomo ni zawameku
Natsu no kaze ni kushami shite waratte yo kimi mo boku mo ikiteru
Toriaezu ima wa
De kekkyoku
Sawaranai kimi no te ni
Misanga wa heya no sumi ni musubu yo
Mou itakunaku naru omajinai
Tonaeru you ni kimi no koe wa dareka ni konna fuu ni itteta
“Toriaezu ima wa”
Terjemahan Indonesia
Hei, padahal hujan tak turun, tapi aku bisa merasakan tiba-tiba seolah berada dalam hujan derasAku merasa bukan diriku sendiri, di bawah sinar matahari musim semi yang cerah
Aku bisa melihat kita berdua di sana, namun tetap saja
Tak bisa kusentuh tanganmu
Yang hanya membuatku tahu betapa rapuhnya gelang persahabatan itu
Namun bersama rasa sakit itu, dengan lembut
Suaramu yang membelai pipiku, sungguh, menghidupkan segalanya
Setidaknya, untuk saat ini
Ah, padahal belum pergi tapi tak ada di sana, sosok biru seperti monster samar-samar itu
Justru saat sedang tidur, aku terbayang pada poni basahmu yang berkilau
Mata yang tersembunyi di baliknya telah melihat ke arah sana
Tak apa menyentuhnya dengan tanganmu
Meski hal-hal yang tak kau pahami itu terasa indah
Lihatlah, angin musim panas berdesir bersama rasa sakit
Bersin lalu tertawalah, karena kau dan aku masih hidup
Setidaknya untuk saat ini
Dan pada akhirnya
Aku tetap tak bisa menyentuh tanganmu
Gelang persahabatan itu akan kuikat di sudut kamar
Mantra agar tak sakit lagi
Suaramu seolah sedang mengucapkannya, berkata pada seseorang dengan cara seperti ini
“Setidaknya untuk saat ini”
Japanese Lyrics
ねぇ 降ってないのに感じる雨 どしゃ降りの中で突然自分が自分じゃないみたいだ からっとした春の日差しの
下にいる僕らが見えている それなのに
触れない 君の手に
ミサンガの脆さだけ知ってしまう
でも痛みとともに 優しく
頬を撫でる君の声が確かに 全てを生かしている
とりあえず今は
あぁ 去ってないのにそこにはいない 青の怪物 おぼろげ
眠ってるときこそ思うんだ 濡れて光る君の前髪で
隠れた瞳には見えていた その先に
触ればいい 君の手で
わからないことが美しくても
ほら痛みとともに ざわめく
夏の風にくしゃみして笑ってよ 君も僕も生きてる
とりあえず今は
で結局
触れない 君の手に
ミサンガは部屋の隅に結ぶよ
もう痛くなくなる おまじない
唱えるように君の声は 誰かに こんなふうに言ってた
“とりあえず今は”
Makna lagu
Lirik lagu Toriaezu ima wa milik Galileo Galilei ini menggambarkan perasaan kehilangan, kenangan akan seseorang yang pernah dekat, dan bagaimana kenangan itu tetap hidup walau orangnya sudah tidak ada di sisi kita.Bagian awal menggambarkan suasana hati yang murung dan hampa, seperti hujan yang terasa meskipun tidak sedang turun. Tokohnya merasa asing terhadap dirinya sendiri, padahal secara kasat mata semua tampak normal, terang, dan cerah. Ini menggambarkan konflik batin atau kesedihan yang tidak terlihat oleh dunia luar.
Lalu ada penggambaran tentang “tangan yang tidak bisa disentuh”, dan misanga yang rapuh; gelang persahabatan atau harapan yang mudah putus. Di sini terasa sekali simbol hubungan yang renggang, yang tidak bisa lagi dijangkau, dan betapa rapuhnya janji atau harapan yang dulu pernah ada.
Tapi di balik rasa sakit itu, suara orang yang dia rindukan tetap terasa lembut, menyentuh pipinya seperti belaian. Suara itu, baik secara harfiah maupun metafori, masih “menghidupkan” dirinya, memberi alasan untuk bertahan hidup, walau hanya untuk “saat ini’.
Bagian tengah lirik menggambarkan memori masa lalu yang samar dan tidak jelas, seperti sosok “monster biru” yang tidak benar-benar pergi, tapi juga tidak terlihat jelas. Di sinilah kenangan dan perasaan kehilangan bercampur menjadi kabur.
Ada harapan untuk menyentuh kembali, memahami sesuatu yang tidak jelas tapi terasa indah. Diajak untuk tertawa lagi, bersin karena angin musim panas, hal-hal kecil yang bikin hidup terasa nyata. Dan semua itu mempertegas bahwa mereka masih hidup, masih ada di sini, meski dengan luka.
Lalu akhirnya, Misanga tadi tidak lagi dikenakan di tangan, tapi diikat di sudut kamar, ini bisa berarti kenangan itu disimpan, tidak dilupakan, tapi tidak juga dibawa ke mana-mana lagi. Doa-doa, harapan-harapan, dan suara orang itu masih bergema.
Rincian lagu
Title | Toriaezu ima wa (とりあえず今は) |
Artist | Galileo Galilei |
Album | – |
Release | 9 April 2025 |
Tie-in | Ao no Hako manga exhibition theme song |
Lyricist | Yuuki Ozaki |
Music | Yuuki Ozaki |